Bagi sebagian Warga Depok, tentunya pernah mendengar atau tidak asing dengan nama Jembatan Panus, Jembatan yang terletak di jalan Tole Iskandar ini konon di bangun pada tahun 1917-1918 pada saat pendudukan Belanda.
Jembatan ini di arsiteki seorang Pria keturunan Belanda yang saat itu berkuasa, pria tersebut bernama Stefanus Leander.
Jembatan ini sebenarnya bukan jembatan yang besar, jembatan ini memiliki lebar hanya 5 meter serta memiliki panjang 100 meter, dan dahulu jembatan ini pernah di jadikan sebagai tempat perlintasan di jamannya, dimana saat itu jembatan ini digunakan sebagai jalur penghubung untuk membawa hasil bumi dari Depok Dua sampai menuju Simpangan.
Menurut kisah dari Cucu Stephanus sang pendiri jembatan ini, yaitu Welly Leander dia banyak bercerita tentang kisah sejarah dan juga unsur mistis yang ada di jembatan Panus. Maklum saja Welly adalah generasi ketiga pembangun jembatan Panus ini.
Pembangunan Jembatan Panus menurutnya di bangun sekitar tahun 1937 oleh warga pribumi. Dimana Saat itu, Belanda menginginkan jalur penghubung untuk membawa hasil bumi dari Depok Dua hingga sampai Simpangan.
"Pembuatannya dahulu di Mandori oleh Opa (kakek) saya, yaitu bapak dari ibu saya. yang bernama Stephanus Jonathan. Opa saya sebenarnya bukan keturunan orang Belanda, melainkan penduduk asli Betawi Depok," ungkapnya.
Jembatan ini dibangun dengan menggunakan campuran pasir dan batu yang kemudian diolah oleh orang Belanda, dan memang jembatan ini terkenal kekuatannya. Bahkan jembatan ini merupakan satu-satunya yang saat itu dibuat dan dibangun dengan bahan beton.
image source : news.okezone.com
"Kuat karena memang bahannya dari pasir sama semen yang dicampur kapur, serta pakai batu-batu kali. Tukang-tukangnya merupakan orang pribumi, serta mandornya di sini yaitu Opa saya".
"Tujuannya dibangunnya jembatan ini memang untuk transportasi antara Depok dua sampai Simpangan yang digunakan untuk akses berdagang, serta ke pasar lama dan juga stasiun Depok," jelasnya lagi.
Walau bagaimanapun jembatan Panus merupakan salah satu situs sejarah, dan keberadaannya tak lepas dari cerita dan kisah misteri yang beredar.
Hingga akhirnya pada tahun 1990 pemerintah Depok kemudian membangun jembatan baru yang lebih besar yang terletak sekitar 30 meter sebelah utara dari jembatan Panus.
Sejak saat itu Jembatan Panus pun mulai di tinggalkan banyak orang yang kemudian tidak lagi melewati jembatan tersebut, hanya sebagian warga kampung Poncol saja yang masih menggunakan jembatan ini untuk aktifitas mereka.
Makin sepinya aktivitas di jembatan ini membuat jembatan ini menyimpan banyak kisah misteri yang cukup membuat bulu kuduk berdiri.
image source : metro.sindonews.com
1. Penampakan Hantu Eti
Menurut penuturan warga sekitar, di jembatan ini kerap kali muncul sosok penampakan seorang gadis yang di yakini bernama Eti, konon menurut cerita yang beredar bahwa pada tahun 1950-an, Eti bunuh diri dan meloncat dari jembatan Panus karena putus cinta.
Uniknya sosok arwah atau hantu gentayangan yang di percaya sebagai Eti dipercaya sebagai hantu yang baik.
Menurut kisah yang di tuturkan oleh seorang warga, Hal ini berawal pada tahun 1980-an dimana saat itu ada seorang wanita yang hendak di perkosa di bawah jembatan panus, namun pada saat hendak di perkosa, kemudian wanita ini seperti mendapat bisikan yang konon merupakan bisikan dari arwah Eti.
Bisikan tersebut mengatakan dan menyuruh wanita tersebut agar terjun ke sungai, dan arwah tersebut berjanji akan melindungi dirinya.
Lantas wanita tersebut kemudian nekat terjun kedalam sungai, dalam keadaan telanjang bulat wanita ini kemudian terombang ambing sejauh 20 meter di permukaan air, walaupun saat itu sungai dalam keadaan sangat deras airnya.
Kemudian akhirnya wanita tersebut selamat dan para pelaku pemerkosaan akhirnya di amuk warga serta di amankan di kantor polisi terdekat.
image source : poskotanews.com
2. Penampakan Hantu Stefanus dan Juga Anjingnya
Lain lagi kisah yang di tuturkan oleh warga sekitar, konon di jembatan ini juga kerap kali terjadi penampakan hantu dari sang pembangun jembatan yaitu Stefanus Leander.
Menurut warga Hantu Stefanus sering terlihat melintas di jembatan ini, dan bila malam menjelang larut terkadang terlihat hantu Stefanus kerap melintas sambil menuntun anjing putih kesayangannya.
“Kita sering kali melihat sosok Hantu Panus di jembatan kalau menjelang tengah malam, suami saya saksinya kalau itu adalah Opa Panus. Dia biasanya pakai pakaian khas Belanda, sama nenteng anjingnya,” kata Ully, yang merupakan warga setempat, seperti dilansir dari okezone.com
3. Penampakan Sosok Wanita berbaju Merah
Tidak hanya itu saja, menurut penuturan warga sekitar, bahwa di jembatan ini juga sering kali terlihat hantu sosok wanita menggunakan baju berwarna merah.
Dan menurut kabarnya bahwa wanita tersebut merupakan istri dari Stefanus, di mana saat itu Stefanus menikahi seorang wanita yang merupakan warga asli Depok.
Dan konon menurut cerita bahwa sang Istri yang merupakan keturunan pribumi ini nekat bunuh diri di jembatan yang merupakan hasil karya suaminya sendiri.
Dimana saat itu Stefanus pulang ke Belanda di saat kompeni belanda di usir oleh tentara Jepang, dengan alasan itulah sang istri yang biasa di panggil Nyai kemudian memutuskan bunuh diri dengan cara terjun dari atas jempatan Panus ini.
4. Kisah Aneh di Acara Show Televisi
Lokasi Jembatan Panus beberapa kali kerap di gunakan untuk acara misteri, salah satunya acara yang dulu pernah di tayangkan oleh ANTV yaitu Percaya Nggak Percaya, acara yang di bawakan oleh Harsya Subandrio dengan narasumber seorang paranormal Pak Leo, mengakui bahwa di kawasan jembatan ini kerap kali terjadi kejadian-kejadian aneh pada saat syuting.
“Pada saat syuting di Jembatan Panus, Depok, saya melihat sosok pria tanpa kepala sedang melambai-lambaikan tangannya. Belum lagi banyak suara-suara bergumam yang seringkali mampir di telinga saya. Begitu juga dengan bau busuk yang menyengat yang tak jarang tercium di hidung saya,” ucap Harsya, seperti dilansir tribunnews.com
Menurut penuturan paranormal Pak Leo yang juga syuting di kawasan tersebut, bahwa dia sering melihat arwah gentayangan di jembatan Panus ini, dalam penglihatan Pak Leo bahwa arwah tersebut berpenampilan sama seperti pada saat terakhir kali dia hidup.
5. Tempat Pembuangan Mayat Pembunuhan serta Pesugihan
Lokasi jembatan yang sepi kerap kali di jadikan sebagai tempat pembuangan mayat korban dari pembunuhan, dan menurut warga setempat bahwa di jembatan ini pernah 2 orang laki-laki tak di kenal melempar karung dari atas jembatan Panus.
Penduduk setempat sempat curiga dengan ceceran noda merah yang berada di lokasi pembuangan mayat tersebut, dan kemudian polisi membenarkan bahwa ceceran noda merah tersebut memang darah manusia yang menetes dari dalam karung yang di buang orang tersebut.
Selain itu pula, jembatan panus terkadang di pakai sebagai tempat pesugihan, atau orang yang melakukan ritual ilmu hitam untuk tumbal, terkadang sesekali terlihat beberapa orang membawa sesajen seperti kelapa dan juga juga baju untuk di buang ke sungai, dan sebagian warga percaya bahwa aksi mereka merupakan aksi untuk memberikan pesugihan kepada mahkluk halus di jembatan panus ini.
6. Penampakan 4 Orang Laki-laki berbaju Hitam
Lain lagi kisah di tuturkan oleh cucu dari Stephanus yang merupakan saksi sejarah, dimana dia mengungkapkan bahwa pada era tahun 1980-an sempat beredar cerita di kalangan masyarakat, yaitu penampakan 4 orang laki-laki berbaju hitam.
Kejadian ini terjadi di saat air sungai sempat banjir atau naik, ada beberapa orang masyarakat yang melihat penampakan 4 orang laki-laki berpakaian hitam layaknya pendekar menampakan diri di sekitar jembatan Panus, dan disaat ingin di dekati ke 4 orang tersebut telah hilang dan lenyap entah kemana.
image source : hipwee.com
7. Munculnya Penumpang Ghaib di sekitar Jembatan Panus
Kisah lainnya juga kerap menjadi cerita yang beredar di kawasan Jembatan Panus, yaitu adanya penumpang ghaib yang kerap mengganggu pengendara yang melewati jembatan tersebut.
Seringkali seorang pendara motor ataupun mobil yang melintasi di jembatan ini disaat malam mendapati kendaraannya menjadi berat dan seperti ada yang memboncengnya, dan bahkan ada yang sampai ikut hingga sampai ke rumah.
Dan di yakini bahwa penumpang ghaib tersebut adalah seorang wanita berambut panjang yang kerap iseng untuk mengganggu pengendara yang lewat disini, hal ini pernah di juga di alami oleh seorang supir angkot yang sering di cegat dan di berhentikan oleh seorang wanita,
Kondisi ini sering dialami supir angkot disaat malam dan tidak berpenumpang, saat sang sopir sadar, mereka menyadari bahwa tak ada satupun penumpang diangkotnya, dan wanita ini pun hilang lenyap entah kemana.
Dan masyarakat disini percaya, bahwa pengendara yang hendak melewati jembatan ini di waktu malam mereka selalu membunyikan klaksonnya sebagai cara untuk permisi agar tidak di ganggu oleh penumpang ghaib.
EmoticonEmoticon