Feb 28, 2017

Fakta Pembantaian Puluhan RIbu Orang oleh Junta Militer Argentina

Bangsa Argentina di masa pemerintahan pernah di pimpin oleh Junta Militer pada tahun 1976 hingga 1983, serta menyisakan sejarah kelam bagi rakyat Argentina pada saat itu.

Pemerintahan Militer yang saat itu di pimpin oleh Jenderal Jorge Rafael Videla berhasil merebut kekuasaan dan kemudian menguasai Argentina pada 24 Maret 1976, di mana saat itu terjadi krisis ketidakstabilan politik dan juga meningkatnya kekerasan pasca kematian Presiden Juan Peron.

Selama kepemimpinan Jenderal Jorge Videla, Argentina mengalami masa paling suram dalam sejarah, dimana saat itu pemerintahan rezim sangat diktator dan juga semena-mena.

ribuan para korban pembantaian junta militer argentina
para korban hilang Dirty War - image via bbc.com

Sepanjang 7 tahun pemerintahan tersebut, Argentina mengalami rezim yang sangat represif, dimana kekerasan terjadi tanpa pandang bulu, penganiayaan, penyiksaan, penculikan serta pencurian bayi yang baru di lahirkan, serta banyaknya kabar tentang orang hilang, dan menurut catatan jumlah korban jiwa akibat kekejaman rezim Jorge Videla mencapai 30.000 orang, dan kasus ini kemudian di kenal dengan "Dirty War" atau "Perang Kotor".

Perang Kotor atau Dirty War pada dasarnya merupakan program terorisme negara dalam menanggapi apa yang kemudian dipahami sebagai tindakan subversi sayap kiri yang dituduh mengancam kestabilan negara. 

Para penentang langkah-langkah ini sebaliknya menganggapnya sebagai salah satu strategi ketegangan yang sengaja dikembangkan untuk membenarkan suatu program rezim otoriter yang sangat menindas rakyat

Kejahatan-kejahatan ini merupakan bagian dari suatu rencana terorisme negara yang lebih meluas, hingga mencakup seluruh negara di bagian Amerika Selatan, operasi ini disebut sebagai Operasi Burung Kondor, yang keberadaannya sekurang-kurangnya telah diketahui oleh Departemen Luar Negeri AS, yang saat itu  dipimpin oleh Henry Kissinger di bawah Presiden Richard Nixon..

pembantaian ribuan orang dalam perang kotor argentina oleh junta militer
Akar dari terjadinya Dirty War diawali pada tahun 1955, dimana saat itu Presiden Populis Juan Peron terguling dari pemerintahan.  Saat itu terjadi periode politik yang sangat tidak stabil antara kediktatoran dan juga demokrasi.

18 tahun berikutnya Argentina di terpa oleh politik antagonis, beberapa terkait dengan dukungan untuk menjadikan Argentina menjadi negara yang demokratis, dan yang lain mendukung militer dan juga orang-orang yang berkekuatan ekonomi.

Dan pada paruh pertama di tahun 1970-an konflik bersar terjadi dan tidak dapat terelakan antar para penguasa.

Pada tahun 1973 Juan Peron kembali ke Argentina dari pengasingannya, kemudian dia naik sebagai presiden ke-3 Argentina, namun karena keadaan saat itu sangat kritis kemudian Peron kembali digulingkan, dan akhirnya wafat pada tahun 1974.

Kemudian pada tahun 1975, Presiden Isabel Peron di bawah tekanan dari Militer, mengangkat Jenderal Jorge Videla yang saat itu merupakan panglima tertinggi militer Argentina.

pasukan junta militer argentina yang membantai puluhan ribu orang
image via kpfa.org
Pada tahun tersebut Videla mengumumkan dalam pidatonya dan berkata :
"Sebanyak mungkin orang harus mati di Argentina sehingga negara bisa kembali aman dan terkendali,

Kemudian Videla menggulingkan Presiden Isabel Peron pada 24 Maret 1976,dan kemudian dia diangkat sebagai Junta Militer yang berkuasa

Pada tahun 1976 salah seorang Jenderal mengatakan : "Kita harus membunuh 50.000 orang, diantaranya 25.000 orang yang Subversif, 20.000 orang simpatisan, serta 5000 orang yang terkait sayap kiri".

Di perkirakan jumlah orang Argentina yang di bunuh serta di bantai Junta Militer pada tahun 1976-1983 diperkirakan berjumlah 6.000 hingga 30.000 orang.

Setelah kejatuhan rezim militer, sebuah komisi sipil pemerintah memperkirakan jumlah mereka yang hilang dan tewas mendekati jumlah 11.000 orang.

Para korban meliputi tidak hanya dari kalangan gerilyawan bersenjata, tetapi juga siapapun yang di yakini berhubungan dengan kelompok-kelompok radikal, termasuk para anggota dari serikat buruh, mahasiswa dan orang-orang yang dianggap berpandangan kiri.

Selain itu diperkirakan sekitar 900 orang lainnya di bunuh oleh pasukan militer, pembunuhan secara gerilya juga di taksir sekitar 1.500 orang, di tambah lebih dari 1800 orang di culik dan tidak pernah kembali

Penemuan Kuburan Massal
ribuan tengkorak korban pembantaian junta militer argentina
image via edition.cnn.com
Penemuan kuburan massal pasca pembantaian junta militer terkuak, terdapat lubang-lubang yang kemudian di gali, di temukan ratusan kerangka manusia yang di kuburkan secara tidak layak, dan bahkan bertumpuk satu dengan yang lainnya.

Penemuan kuburan masal ini di temukan di sebuah pusat penahanan rahasia yang dikenal sebagai Arsenal Miguel de Azcuenaga, yang terletak di daerah utara Provinsi Tucuman, Argentina.

Tidak di ketahui secara pasti identitas dari tulang belulang tersebut, dan yang pasti mereka semua merupakan korban dari pada Dirty War atau Perang Kotor di masa lalu.

Para ilmuan sangat yakin dengan ratusan kerangka yang mereka temukan merupakan korban dari Dirty War, karena di temukan di beberapa tengkorak mereka bekas-bekas penyiksaan dan juga peluru yang bersarang di tengkorak para korban.

penemuan ribuan tengkorak pembantaian junta militer argentina
image via storify.com
Dan kini para ahli forensik sedang berusaha untuk menguak lebih jauh tentang identitas dari para korban tersebut.  Seperti yang di katakan oleh Luis Fondebrider seorang Antropolog dari University of Buenos Aires, bahwa proses indentifikasi bisa berlangsung selama bertahun tahun.

Dan bagi para keluarga korban, pengungkapan identifikasi ini sangat penting, dengan harapan untuk menemukan kembali orang-orang yang mereka cintai, sekaligus untuk menguak kembali luka lama.

"Sangat menyakitkan bagi para keluarga korban, pertama karena para korban tersebut menghilang tanpa jejak. Kedua, pada saat para ilmuwan menginformasi identitas jasad dari para korban, bahwa orang-orang yang mereka cintai menemui akhir hidup yang tragis,

Sebut Nora Cortinas, ketua Mothers of the Plaza de Mayo, yaitu kelompok yang didirikan untuk mendukung para keluarga korban, seperti dimuat Daily Mail, pada 9 Desember 2013. 

Akhir Kisah dari Para Diktator
Jorge Rafael Videla pemimpin junta militer argentina yang membantai ribuan orang
Jorge Rafael Videla saat di kawal polisi - image via articles.latimes.com
Memperingati 30 tahun sejak berakhirnya pemerintahan Junta Militer yang diktator, mengingatkan mereka semua dengan orang yang paling bertanggung jawab terhadap kejahatan ini.

Jenderal Jorge Rafael Videla sang pemimpin eksekutor telah meninggal dunia pada usia 87 tahun, tepatnya pada 17 Mei 2013.

Videla menjalani hukuman penjara seumur hidup karena telah bersalah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sang Diktator telah di penjara pada tahun 2010 dan bertanggung jawab atas kematian 31 orang yang dianggap membangkang selama masa pemerintahan junta militer pada tahun 1976-1983.

Sebelumnya Videla juga telah di jatuhi hukuman seumur hidup karena aksi penyiksaan, pembunuhan dan juga kejahatan lainnya pada tahun 1985, namun kemudian dia mendapat pengampunan berkat amnesti yang di berikan oleh presiden pada saat itu, yaitu Carlos Menem, dan akhirnya amnesti tersebut kemudian di batalkan oleh Mahkamah Agung.

Tuntutan hukuman lain juga di jatuhi oleh Videla pada kamis 5 Juli 2012, dimana dia di jatuhi hukuman 50 tahun penjara atas kejahatan mencuri puluhan bayi selama periode kepemimpinannya.


EmoticonEmoticon