Rumah duka atau Funeral Home atau Krematorium adalah tempat menaruh mayat atau jenazah, biasanya para pelayat dari anggota keluarga ataupun kerabat akan berkunjung ke tempat ini untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Jenazah sebelum prosesi pemakaman di lakukan.
Rumah duka juga sekaligus berfungsi sebagai krematorium, kremasi biasa di lakukan untuk menghilangkan jasad dari orang yang telah mati dengan cara membakarnya, biasanya jasad di letakan di dalam peti kayu untuk selanjutnya di bakar dengan suhu sekitar 760-1150 derajat celcius.
Selain sebagai rumah mayat ternyata banyak beredar kisah yang cukup menyeramkan dan juga mengerikan di tempat ini, tak heran tempat ini menjadi tempat yang menyeramkan, karena memang di tempat ini berkumpul mayat mayat sebelum akhirnya di kuburkan ataupun di kremasi. Berikut ini beberapa kisah mengerikan yang pernah terjadi di rumah duka dari berbagai penjuru dunia, berikut kisahnya.
1. Mayat Kehilangan Kepala Saat di Rumah Duka
Pada bulan Juli tahun 1986, Anthony Parisi meninggal pada usia 83 tahun. Almarhum diketahui adalah seorang dari beberapa pendiri dan juga pemilik dari sebuah toko grosir yang berada di Mount Vernon, New York. Dia meninggal secara alamiah karena usianya dan jenazahnya dibaringkan sebuah rumah duka di Yannantuono Funeral Home, juga di daerah Mount Vernon.
Kemudian pada pagi hari tepatnya tanggal 26 Juli, para pegawai dari rumah duka tersebut berdatangan untuk mempersiapkan keperluan jenazah. Ketika mereka hendak melihat ke dalam peti, kepala jenazah dari Anthony Parisi sudah lenyap.
Hal tersebut kemudian di laporkan pada Kepolisian setempat, Setelah Polisi mendapat laporan dan mereka, polisi menduga ada seseorang yang datang pada tengah malam, kemudian menerobos ke dalam rumah duka, dan dengan menggunakan pisau cukur atau pisau bedah kemudian orang tersebut memenggal kepala Anthony. Setelah lepas kemudian kepala itu dibawa kabur.
Ditempat kejadian satupun tidak ada benda lain yang hilang atau rusak. dan juga tidak ada tanda-tanda orang tersebut masuk secara paksa. Polisi sempat kebingungan dengan kasus ini, dan Mereka tidak bisa menduga siapa orang yang telah mencurinya, dan juga apa motif dan alasannya, dan hingga kini kasus ini masih menjadi misteri dan belum terpecahkan.
2. Hilangnya Jenazah di Rumah Duka
Kasus yang cukup unik terjadi pada jenazah seorang wanita, kejadian ini terjadi tepatnya pada 15 Agustus 2015, dimana jenazah bernama Julie Mott diketahui telah hilang saat berada di rumah duka. Julie Mott sendiri diketahui meninggal karena sakit akibat penyakit Cystic Fibrosis seminggu sebelumnya.
Pemakaman yang seharusnya menjadi bagian dari pemulihan bagi kerabat, tapi justru berubah menjadi mimpi buruk. Sesaat setelah ibadah keagamaan dilakukan dan sesaat sebelum rumah duka tutup, seseorang telah mencuri jenazah Julie Mott dari dalam peti mati dan tidak pernah ditemukan lagi.
Polisi tidak bisa memastikan tentang siapa yang telah mencuri jenazah wanita muda yang cantik tersebut. Walaupun mereka memiliki sejumlah teori tentang kejadian ini, Salah satu teori nya adalah bahwa kekasihnya yang terobsesi terhadapnya telah mencurinya. Dan diketahui bahwa Ia adalah orang terakhir yang terlihat keluar dari tempat tersebut.
Lantas Polisi menggunakan anjing pelacak untuk menggeledah dan juga memeriksa mobil, rumah, dan juga beberapa properti milik kakek nenek dari pria tersebut. Namun nihil, dan Ia pun tidak pernah disebut secara umum oleh polisi dan tidak didakwa terhadap kejahatan tersebut.
Suatu lagi teori dikemukakan oleh pemilik rumah duka tersebut yaitu Robert "Dick" Tips. Menurutnya, jenazah tersebut dicuri oleh seseorang yang secara moral sangat keberatan dengan proses kremasi.
Teori lain lagi juga mengatakan bahwa rumah duka tersebut mungkin terlibat dengan hilangnya jenazah. kemudian keluarga Mott menggugat rumah duka tersebut karena kelalaian besar.
Sang mantan kekasih Mott juga menyalahkan rumah duka. Dia mengatakan bahwa pihak rumah duka yang menyebabkan kehilangan jenazah Mott atau dia telah dikremasi secara prematur.
Kemudian dalam bantahan pihak rumah duka, Tips mengemukakan bahwa dia telah membantu untuk mengatur pencarian dalam beberapa minggu pertama terhadap hilangnya jenazah tersebut, dan kemudian menawarkan hadiah $20 ribu atau Rp 263 juta untuk sebuah informasi tentang keberadaan dimana jenazah Julie Mott berada.
3. Ratusan Jenazah di Dalam Garasi Mobil
Adalah Robert Winston memulainya usaha bisnisnya pada usia 49 tahun setelah pensiun sebagai tukang listrik.
Sewaktu masih menjadi seorang tukang listrik, Dia sempat terkena asbestosis dan kemudian mendapat ganti rugi dari perusahaan asbes, lantas dia pun bersekolah untuk menjadi direktur di rumah duka.
Kemudian Winston lulus ujian pada tahun 1991. Dan selanjutnya Pada tahun 1993, kemudian dia membuka Newman Winston Memorial Chapel di McKeesport, Pennsylvania, dengan menggunakan uang ganti rugi yang diterimanya.
Masalahnya Winston bukan seorang pengusaha dan pebisnis yang ulung. dan dia tidak terlalu baik untuk menagih ratusan ribu dolar yang menjadi haknya dan akhirnya pada tahun 2000, ia mengalami masalah besar keuangan dalam keluarganya.
Satu satunya pemasukan tetapnya berasal dari Magee Women’s Hospital. Dimana tugas Winston adalah melakukan kremasi pada jenazah janin dan juga bayi yang meninggal sewaktu dilahirkan. Sialnya dia menerima uang dari rumah sakit untuk membayarkan tagihan lainnya, sehingga ia tidak bisa melakukan praktek kremasi dan malah kemudian menyimpannya didalam rumah duka.
Selanjutnya Pada bulan Maret 2004, izin usahanya pun ditangguhkan selama 3 tahun karena menjalankan bisnis rumah duka tanpa ijin dan lisensi, serta tidak memberitahukan kepada negara bagian bahwa ia menjual rencana pengaturan pemakaman.
Akibat tidak adanya ijin tersebut, selanjutnya dia tidak punya lagi pemasukan dan rumah duka itupun disita. Pada saat dia di usir dari usaha rumah dukanya, ia membawa jenazah jenazah bayi ke dalam garasi rumahnya. Selanjutnya Pada bulan Agustus 2005, mantan istrinya kemudian melapor kepada polisi bahwa Winston telah menyimpan banyak jenazah dalam garasi rumahnya.
Kemudian Polisi menggeledah garasinya tersebut, dan menemukan 179 jenazah janin dari ibu yang berusia kehamilan lebih dari 16 minggu, ditemukan juga 154 janin dari ibu yang berusia kehamilan kurang dari 16 minggu, dan juga 253 wadah berbahaya yang berisi bekas-bekas otopsi dan operasi janin, serta 19 jenazah bayi yang baru saja lahir namun meninggal beberapa hari kemudian.
Menurut keterangan polisi, jenazah-jenazah tersebut berasal dari rumah sakit antara tahun 2000 sampai tahun 2002. Winston pun kemudian ditangkap dan didakwa dengan tuntutan 19 dakwaan, yaitu melakukan penistaan terhadap jenazah serta melakukan pencurian. Dan dia pun mengaku bersalah dan kemudian menjalani hukuman percobaan.
4.Penguburan Tidak Layak Oleh Perusahaan Rumah Duka
Bobby Wilks (51) adalah direktur dari Barber Funeral Home di Cross Plains, Tennesse, dan dia bekerja selama lebih dari 20 tahun di perusahaan ini. Di perusahaan rumah duka tersebut Wilks mengusulkan kepada kerabat yang berduka untuk tidak perlu menyaksikan saat penurunan peti mati, karena menurutnya hal ini dapat membuat keluarga bersedih.
Dan kebanyakan dari para Client nya menuruti anjuran yang di berikan Wilks, tepatnya pada bulan Oktober 1988, para karyawannya yang bertugas mengusung peti mati, melihat Wilk melemparkan sejumlah bot yang berisi bunga kedalam liang kubur, namun dia tidak memasang tutup peti mati yang digunakan sebagai pelindung, sedangkan peti tersebut telah di bayar oleh pihak keluarga yang berduka sebesar US$761.
Dengan kejadian tersebut, maka pihak keluarga yang berduka melaporkan kepada pihak kepolisian setempat perihal perilaku Wilks yang sangat tidak wajar, setelah Wilks di tahan pihak berwajib, keluarga keluarga lain pun turut mengadukannya, satu satunya cara untuk membuktikan perilaku Wilks yang tidak wajar adalah dengan cara membongkar kembali kuburan yang telah di urus oleh Wilks, ada sekitar 30 makam yang di bongkar oleh pihak berwajib.
Pada saat pembongkaran terlihat beberapa jenazah di kuburkan tanpa penutup peti, selain itu pula hal yang lebih parah, terdapat setidaknya 10 peti mati yang di jejali dengan botol botol bekas, dan juga popok bayi bekas, juga kaleng bekas makanan anjing dan juga beberapa kantong rambut.
Setidaknya ada 2 peti mati yang di kuburkan secara miring pada salah satu sisinya, dan ada salah satu peti dengan kondisi tangan yang mencuat keluar, di duga pada saat penguburan berlangsung, Wilks tidak menurunkan peti mati sebagaimana mestinya, tetapi dia melemparkan begitu saja.
Namun para kerabat keluarga yang berduka masih beruntung menemukan peti peti tersebut, dan ada satu jenazah yang di kuburkan tanpa peti. Seorang penggali makan yang dimintai keterangan mengatakan bahwa Wilks seperti marah kepada orang mati.
Dan akhirnya Wilks mengaku bersalah dan di tuntut dengan 48 dakwaan berbeda, dan selanjutnya pengadilan memvonisnya dengan hukuman 28 tahun 11 bulan penjara.
5. Mayat di Biarkan Terlantar Tidak di Kubur
Adalah Tommy Ray Brent Marsh penerus perusahaan Rumah duka milik ayahnya, disaat ayahnya tidak lagi bisa menangani perusahaan rumah duka lantas memberikannya kepada anaknya untuk di lanjutkan.Perusahaan rumah duka dan Krematorium yang bernama Tri State Crematory terletak di belakang rumah keluarga Tommy di Noble, Georgia.
Pada bulan oktober tahun 2000, kantor sheriff setempat menerima laporan tentang adanya sesuatu yang aneh dan ganjil di perusahaan krematorium tersebut. Para petugas melihat dan menemukan beberapa jenazah bergelimpangan di sekitar rumah milik Tommy. Namun petugas tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap perusahaan rumah duka tersebut.
Selanjutnya sekitar 13 bulan berikutnya, dinas perlindungan lingkungan Environmental Protection Agency (EPA) mendapat petunjuk tentang keberadaan jenazah yang ada di hutan di sekitar rumah milik Tommy, dan merekapun melakukan penyelidikan namun tidak menemukan apapun.
Tepatnya pada 14 Februari 2002, polisi menerima pengaduan melalui telepon dari seseorang, sang pelapor mengatakan bahwa sewaktu dia membawa anjingnya berjalan jalan di hutan, dia menemukan tulang belulang manusia berserakan disana.
Lantas pada hari berikutnya, polisi pergi ke krematorium tersebut dan menemukan setidaknya 49 jenazah yang seharusnya sudah dilakukan kremasi namun belum dilakukan. Kemudian mereka memperluas area pencarian dan menemukan 334 mayat bergelimpangan tanpa penguburan layak di sekitar rumah Tommy. Ada beberapa jenazah yang sudah tergeletak disana lebih dari 5 tahun.
Selain jumlah jenazah yang ditemukan cukup mencengangkan, cara penyimpanan jenazah juga sangat keterlaluan. Bahkan ada yang masih berada dalam peti mati dan beberapa peti mati hanya sekedar ditumpuk saja. Namun yang parahnya lagi banyak jenazah yang tidak berada di dalam peti mati dan di biarkan berserakan begitu saja.
Beberapa jenazah diantaranya masih mengenakan baju dari rumah sakit, lengkap dengan gelang tanda dari rumah sakit. Jenazah di buang oleh Tommy di hutan dan beberapa disembunyikan di dalam hampir semua bangunan miliknya, dan bahkan ada beberapa yang dilemparkan begitu saja ke dalam lubang-lubang di dalam tanah.
Karena ada jenazah yang sudah tergeletak lebih dari 5 tahun, pembusukannya pun ada pada beberapa tingkatan. Misalnya di dalam garasi polisi menemukan 4 peti mati yang berisi beberapa jenazah yang saling bertumpukan, lalu ada juga berapa jenazah bertebaran dengan cairan tubuh yang sudah menetes di tanah.
Mengenai motif dan juga alasan di balik semua ini, pengacara Tommy mengatakan bahwa Tommy mengalami keracunan zat merkuri karena proses kremasi, sehingga ia mengaku seakan akan tinggal di dalam suatu kabut yang gelap, sungguh alasan yang tidak masuk akal. Pastinya hal tersebut di lakukan Tommy dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan besar tanpa harus mengeluarkan biaya untuk kremasi.
Namun menurut polisi Tommy sangat tidak becus dalam pekerjaannya tersebut, dan tidak pernah bersungguh sungguh ingin menjadi bagian dari bisnis keluarganya. Tommy disangkakan atas 787 dakwaan, termasuk didalamnya 179 dakwaan penistaan jenazah dan juga 439 dakwaan pencurian.
Dan pada bulan Februari 2004, Tommy mengaku bersalah dan diganjar hukuman penjara selama 12 tahun. Pemerintah setempat dan juga negara bagian setidaknya telah menghabiskan $10 juta-$12,7 juta atau sekitar Rp 16,7 miliar untuk pembersihan dan juga pemulihan jenazah. Secara keseluruhan setidaknya ada 133 jenazah yang tidak bisa di identifikasi dengan baik.
EmoticonEmoticon