Algojo atau Eksekutor merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk melakukan eksekusi mati terhadap orang orang yang di tetapkan hukuman vonis mati oleh hukum yang berlaku ,negara ataupun lembaga lainnya.
Orang orang di bawah ini bertugas untuk melakukan eksekusi mati terhadap mereka yang telah di tetapkan vonis hukuman mati, ironisnya sebagian mereka orang orang yang di vonis mati merupakan korban aksi pembunuhan massal selama perang dunia II, dimana saat itu hukum berjalan dengan sangat tidak adil.
Vasily Mikhailovich Blokhin
image & article source : en.wikipedia.org
Vasily Mikhailovich Blokhin pria berkebangsaan Rusia yang lahir pada 7 Januari 1895 adalah seorang Mayor Jenderal Sofiet yang menjabat sebagai kepala algojo dari Stalinis NKVD yang bernaung di bawah administrasi dari Genrikh Yagoda, Nikolai Yezhov, dan juga Lavranti Pavlovitsy Beria.
Dia merupakan salah satu eksekutor dan tangan kanan dari Joseph Stalin pada tahun 1926, Blokhin sering memimpin eksekusi mati dan aksi paling sadisnya pada saat eksekusi massal selama pemerintahan Stalin, aksi tersebut dilakukannya pada pembersihan besar besaran pada Perang Dunia II.
Dia merupakan salah satu eksekutor dan tangan kanan dari Joseph Stalin pada tahun 1926, Blokhin sering memimpin eksekusi mati dan aksi paling sadisnya pada saat eksekusi massal selama pemerintahan Stalin, aksi tersebut dilakukannya pada pembersihan besar besaran pada Perang Dunia II.
Ia tercatat telah melakukan puluhan dieksekusi terhadap ribuan tahanan dengan tangannya sendiri, termasuk pembunuhan nya terhadap 7.000 tawanan perang Polandia selama pembantaian Katyn pada musim semi tahun 1940.
Dengan aksinya tersebut Blokhin merupakan salah satu algojo dan juga eksekutor paling produktif di dunia dalam pembantaian masal yang pernah di lakukannya. Uniknya Blokhin meninggal bunuh diri pada tahun 1955.
Albert Pierrepoint
image & article source : en.wikipedia.org
Albert Pierrepoint pria kelahiran 30 Maret 1905 adalah seorang algojo yang paling terkenal di Inggris. Dia telah mengeksekusi sedikitnya 400 orang, termasuk didalamnya William Joyce "Lord Haw-Haw" dan juga John Amery.
Dia juga telah mengeksekusi 200 orang Jerman dan Austria yang telah dihukum karena kejahatan perang. Beberapa individu dihukum karena kasus pembunuhan yang kemudian ia gantung.
Pierrepoint juga dijuluki sebagai algojo legal meskipun ada tidak jelas ada atau tidaknya pekerjaan atau gelar tersebut. Di Inggris eksekusi adalah tanggung jawab seorang sheriff setempat. Kemudian sheriff menugaskan seseorang untuk mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang yang memiliki karakter yang cocok dengan dipekerjakan tersebut dan kemudian membayarnya bila diperlukan.
Pierrepoint juga dijuluki sebagai algojo legal meskipun ada tidak jelas ada atau tidaknya pekerjaan atau gelar tersebut. Di Inggris eksekusi adalah tanggung jawab seorang sheriff setempat. Kemudian sheriff menugaskan seseorang untuk mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang yang memiliki karakter yang cocok dengan dipekerjakan tersebut dan kemudian membayarnya bila diperlukan.
Pierrepoint sebenarnya adalah pria yang bekerja di toko kelontong
dekat Bradford, namun juga menjabat sebagai Asisten Executioner pada
tahun 1932 dan juga seorang Kepala algojo pada tahun 1941, pekerjaan tersebut adalah mengikuti jejak ayah dan juga
pamannya.Pengunduran dirinya pada tahun 1956 di Home Office diakui bahwa
Pierrepoint adalah algojo paling efisien dalam sejarah Inggris.
Setelah mengundurkan diri Ia kemudian menjadi pemilik sebuah pub di Lancashire dan kemudian menulis memoarnya, di mana ia menyimpulkan bahwa hukuman mati tidak akan membuat seseorang menjadi jera akan kejahatan.Tidak ada hitungan resmi tentang jumlah orang-orang yang telah di eksekusinya, namun tercatat diperkirakan lebih dari 600 orang yang telah di eksekusinya.
Louis Kongo adalah seorang budak pria kulit hitam yang dibebaskan dan kemudian menjadi seorang algojo resmi di Louisiana Amerika Serikat pada tahun 1725, dia bertugas dalam kapasitasnya sebagai seorang algojo yang dilakukannya selama belasan tahun. Dia adalah satu-satunya algojo yang diangkat secara resmi untuk melakukan eksekusi dan penyiksaan kepada orang orang budak kulit hitam ataupun orang kulit putih yang dianggap melanggar hukum.
Eksekusi yang dilakukan Kongo biasanya melaui hukuman gantung, memenggal kepala dan juga mencambuk, dan juga menggunakan Breaking Wheel, Dalam satu kasus ia pernah mengeksekusi delapan budak, ia juga pernah mencambuk Prancis yang dituduh menyerang seorang pria dengan menggunakan pisau.
Pekerjaan sebagai seorang eksekutor merupakan pekerjaan yang saat itu di Louisiana merupakan pekerjaan yang ditakuti,dibenci juga beresiko tinggi. Hingga dia harus dikucilkan dalam masyarakat, Kongo harus tinggal di suatu pinggiran kota yang membuatnya sangat rentan akibat di kucilkan oleh kelompoknya sendiri. Bahkan Kongo pernah mengalami diserang dua kali di rumahnya oleh budak yang marah karena keterlibatannya dengan penguasa kolonial.
Reichhart telah mengeksekusi lebih dari 3.000 orang, sebagian besar dari mereka di eksekusi pada periode tahun 1939-1945, menurut catatan setidaknya sudah 2876 orang yang dihukum mati.
Pada tahun-tahun terakhir, eksekusi yang dilakukannya sebagian besar dari hukuman berat yang dijatuhkan oleh Volksgerichtshof atau Pengadilan Rakyat Jerman, juga kejahatan politik seperti pengkhianatan, termasuk korbanya adalah Sophie dan Hans Scholl dari gerakan perlawanan Jerman White Rose.
Reichhart sangat ketat dalam protokol eksekusi, biasanya dia mengenakan pakaian algojo Jerman tradisional yang terbuat dari mantel hitam, kemeja putih dan juga sarung tangan, ditambah dasi hitam kupu-kupu dan topi.
Dia berkerja sebagai seorang algojo hingga akhir Mei 1946 untuk membantu mengeksekusi 156 penjahat perang Nazi di Landsberg am Lech dengan cara di gantung. Dia juga bekerja sama dengan kepala algojo Sersan John C. Woods dalam persiapan untuk mengeksekusi mereka yang terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati di Pengadilan Nuremberg.
Reichhart berusaha untuk mengeksekusi para korbannya dengan cara sesingkat mungkin, tujuannya agar orang yang di eksekusi tidak menderita. Biasanya dia dibantu oleh dua atau tiga algojo asistennya, dia juga mengeksekusi para korbanya dengan cara pemenggalan kepada hanya dalam waktu 3 detik saja.
Profesi Reichhart sebagai eksekutor membuatnya kesepian dan tidak disukai orang, bahkan setelah penghapusan hukuman mati di Jerman Barat pada tahun 1949. Pernikahannya pun gagal, dan salah seorang putranya Hans, melakukan bunuh diri pada tahun 1950 di duga karena berhubungan dengan profesi ayahnya. Dan selanjutnya setelah pensiun dari pekerjaannya tersebut dia menentang keras hukuman mati. Reichhart meninggal di Dorfen Erding pada tahun 1972.
Makarova juga mengambil kursus untuk belajar bagaimana menggunakan senapan mesin.Pada Januari 1942 ia direkrut oleh otoritas lokal di kota Lokot, yang merupakan ibukota dari Lokot Otonomi yang bekerja sama dengan Nazi. Makarova dipekerjakan sebagai penembak senapan mesin. Tugasnya adalah untuk mengeksekusi tawanan perang Rusia dan juga para partisan termasuk keluarga mereka.
Biasanya Makarova diperintahkan untuk mengeksekusi sekelompok yang berjumlah 27 orang. Di malam hari Makarova biasa menghabiskan waktunya dengan para petugas Jerman bersama dengan perempuan lokal yang bekerja sebagai pelacur.
Pada musim panas tahun 1943 Makarova dan perempuan lain memiliki penyakit menular seksual dan kemudian mereka dikirim ke rumah sakit.
Tentara Merah kemudian memasuki wilayah Lokot mereka kemudian menemukan sisa-sisa dari sekitar 1.500 orang yang telah dieksekusi Antonina. Kemudian Pasukan Soviet menangkap dan membunuh banyak kolaborator Nazi, namun Makarova yang berada di sebuah rumah sakit terpencil lolos dari penangkapan.
Pada tahun 1945, Makarova menikah dengan seorang veteran perang Rusia yang bernama Viktor Ginsburg. Mereka kemudianmenetap di Lepiel, sebuah kota di Belarus Soviet, dan kemudian memiliki dua anak perempuan. Antonina dan suaminya hidup sebagai warga negara yang dihormati serta menikmati semua hak istimewa yang diberikan kepada para veteran perang.
KGB kemudian membuka kasus ini dan selama bertahun-tahun tidak bisa menemukan dan menangkap Antonina Makarova. Pada tahun 1976, seorang pejabat KGB bernama Parfenov menemukan beberapa dokumen dari kerabatnya untuk mendapatkan visa. Ia kemudian menemukan bahwa salah seorang dari keluarganya memiliki nama belakang Parfenov, salah satunya seorang wanita bernama Antonina Makarova.
KGB kemudian berhasil menangkap Makarova dan pengadilan menjatuhkan hukuman pidana mati pada Makarova. Antonina Makarova kemudian dihukum tembak pada 11 Agustus 1979.
Setelah mengundurkan diri Ia kemudian menjadi pemilik sebuah pub di Lancashire dan kemudian menulis memoarnya, di mana ia menyimpulkan bahwa hukuman mati tidak akan membuat seseorang menjadi jera akan kejahatan.Tidak ada hitungan resmi tentang jumlah orang-orang yang telah di eksekusinya, namun tercatat diperkirakan lebih dari 600 orang yang telah di eksekusinya.
Louis
Kongo
image source : listverse.comLouis Kongo adalah seorang budak pria kulit hitam yang dibebaskan dan kemudian menjadi seorang algojo resmi di Louisiana Amerika Serikat pada tahun 1725, dia bertugas dalam kapasitasnya sebagai seorang algojo yang dilakukannya selama belasan tahun. Dia adalah satu-satunya algojo yang diangkat secara resmi untuk melakukan eksekusi dan penyiksaan kepada orang orang budak kulit hitam ataupun orang kulit putih yang dianggap melanggar hukum.
Eksekusi yang dilakukan Kongo biasanya melaui hukuman gantung, memenggal kepala dan juga mencambuk, dan juga menggunakan Breaking Wheel, Dalam satu kasus ia pernah mengeksekusi delapan budak, ia juga pernah mencambuk Prancis yang dituduh menyerang seorang pria dengan menggunakan pisau.
Pekerjaan sebagai seorang eksekutor merupakan pekerjaan yang saat itu di Louisiana merupakan pekerjaan yang ditakuti,dibenci juga beresiko tinggi. Hingga dia harus dikucilkan dalam masyarakat, Kongo harus tinggal di suatu pinggiran kota yang membuatnya sangat rentan akibat di kucilkan oleh kelompoknya sendiri. Bahkan Kongo pernah mengalami diserang dua kali di rumahnya oleh budak yang marah karena keterlibatannya dengan penguasa kolonial.
Johann
Reichhart
image & article source : en.wikipedia.org
Johann
Reichhart lahir di Wichenbach Wörth an der Donau menjadi salah satu keluarga
algojo dan Eksekutor pada pertengahan
abad 18, termasuk pamannya Franz Xaver dan saudaranya
Michael yang juga seorang Algojo. Karirnya
dimulai pada tahun 1924. Reichhart telah mengeksekusi lebih dari 3.000 orang, sebagian besar dari mereka di eksekusi pada periode tahun 1939-1945, menurut catatan setidaknya sudah 2876 orang yang dihukum mati.
Pada tahun-tahun terakhir, eksekusi yang dilakukannya sebagian besar dari hukuman berat yang dijatuhkan oleh Volksgerichtshof atau Pengadilan Rakyat Jerman, juga kejahatan politik seperti pengkhianatan, termasuk korbanya adalah Sophie dan Hans Scholl dari gerakan perlawanan Jerman White Rose.
Reichhart sangat ketat dalam protokol eksekusi, biasanya dia mengenakan pakaian algojo Jerman tradisional yang terbuat dari mantel hitam, kemeja putih dan juga sarung tangan, ditambah dasi hitam kupu-kupu dan topi.
Dia berkerja sebagai seorang algojo hingga akhir Mei 1946 untuk membantu mengeksekusi 156 penjahat perang Nazi di Landsberg am Lech dengan cara di gantung. Dia juga bekerja sama dengan kepala algojo Sersan John C. Woods dalam persiapan untuk mengeksekusi mereka yang terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati di Pengadilan Nuremberg.
Reichhart berusaha untuk mengeksekusi para korbannya dengan cara sesingkat mungkin, tujuannya agar orang yang di eksekusi tidak menderita. Biasanya dia dibantu oleh dua atau tiga algojo asistennya, dia juga mengeksekusi para korbanya dengan cara pemenggalan kepada hanya dalam waktu 3 detik saja.
Profesi Reichhart sebagai eksekutor membuatnya kesepian dan tidak disukai orang, bahkan setelah penghapusan hukuman mati di Jerman Barat pada tahun 1949. Pernikahannya pun gagal, dan salah seorang putranya Hans, melakukan bunuh diri pada tahun 1950 di duga karena berhubungan dengan profesi ayahnya. Dan selanjutnya setelah pensiun dari pekerjaannya tersebut dia menentang keras hukuman mati. Reichhart meninggal di Dorfen Erding pada tahun 1972.
Antonina Makarova
image & article source : america.pink
Antonina Makarova wanita yang lahir di sebuah desa kecil di Smolensk Governorate dengan nama asli Antonina Parfenova. Makarova belajar di Moskow dan ketika perang dunia pecah dia bergabung dengan Tentara Merah sebagai relawan perawat. Makarova juga mengambil kursus untuk belajar bagaimana menggunakan senapan mesin.Pada Januari 1942 ia direkrut oleh otoritas lokal di kota Lokot, yang merupakan ibukota dari Lokot Otonomi yang bekerja sama dengan Nazi. Makarova dipekerjakan sebagai penembak senapan mesin. Tugasnya adalah untuk mengeksekusi tawanan perang Rusia dan juga para partisan termasuk keluarga mereka.
Biasanya Makarova diperintahkan untuk mengeksekusi sekelompok yang berjumlah 27 orang. Di malam hari Makarova biasa menghabiskan waktunya dengan para petugas Jerman bersama dengan perempuan lokal yang bekerja sebagai pelacur.
Pada musim panas tahun 1943 Makarova dan perempuan lain memiliki penyakit menular seksual dan kemudian mereka dikirim ke rumah sakit.
Tentara Merah kemudian memasuki wilayah Lokot mereka kemudian menemukan sisa-sisa dari sekitar 1.500 orang yang telah dieksekusi Antonina. Kemudian Pasukan Soviet menangkap dan membunuh banyak kolaborator Nazi, namun Makarova yang berada di sebuah rumah sakit terpencil lolos dari penangkapan.
Pada tahun 1945, Makarova menikah dengan seorang veteran perang Rusia yang bernama Viktor Ginsburg. Mereka kemudianmenetap di Lepiel, sebuah kota di Belarus Soviet, dan kemudian memiliki dua anak perempuan. Antonina dan suaminya hidup sebagai warga negara yang dihormati serta menikmati semua hak istimewa yang diberikan kepada para veteran perang.
KGB kemudian membuka kasus ini dan selama bertahun-tahun tidak bisa menemukan dan menangkap Antonina Makarova. Pada tahun 1976, seorang pejabat KGB bernama Parfenov menemukan beberapa dokumen dari kerabatnya untuk mendapatkan visa. Ia kemudian menemukan bahwa salah seorang dari keluarganya memiliki nama belakang Parfenov, salah satunya seorang wanita bernama Antonina Makarova.
KGB kemudian berhasil menangkap Makarova dan pengadilan menjatuhkan hukuman pidana mati pada Makarova. Antonina Makarova kemudian dihukum tembak pada 11 Agustus 1979.
EmoticonEmoticon