Pernahkah anda mendengar atau membaca di suatu milis yang mengatakan apabila seseorang terkena serangan stroke, maka langkah pertama adalah dengan menusukan jarum ke sepuluh jari tangan hingga mengeluarkan darah, selain itu pasien di dudukan dan di tarik telinganya dan juga ditusuk jarum hingga mengeluarkan darah, apakah cara ini cukup benar, dan apa dasar dari pada teori yang tidak jelas ini.
image source : emaze.com
Teori penusukan jarum ke 10 jari tangan kira kira satu milimeter, Gunanya agar darah keluar dan penderita serangan stroke agar bisa segera pulih kembali.
Sepintas, cara ini masuk akal. Sebab, jika orang terkena stroke, akan terjadi pembekuan darah ke otak. Nah, tusukan itu mengakibatkan reaksi dari pembuluh darah, sehingga darah kembali lancar.
Pengertian stroke adalah hilangnya sebagian fungsi otak secara mendadak atau tiba-tiba akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
“Nah, jika serangan stroke karena pembuluh darah pecah, dan penusukan jarum ke jari justru akan mempercepat kematian” seperti yang dikatakan seorang dokter ahli stroke, Salim Harris.
Dengan kata lain jangan percaya pada saran yang tidak berdasar seperti itu. Risikonya terlalu besar. Ujar Salim.
dr Salim Haris yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Cabang Jakarta, menunjukkan cara penanganan stroke yang benar sebelum pasien dibawa ke rumah sakit.
Hal Pertama yang harus di lakukan, pasien diletakkan dalam posisi tidur telentang dan diberi bantal hingga kepala membentuk sudut elevasi sekitar 30 derajat. Hal Ini memberikan kesempatan agar aliran darah balik ke arah bawah tubuh. Selanjutnya Setelah sekitar 30 menit, baru si pasien dibawa ke rumah sakit.
image source : penyakitstroke.net
Seseorang yang terkena serangan Stroke Justru si penderita jangan didudukkan atau digerakkan bagian tubuh lainnya. Sebab apabila hal itu dilakukan, si pasien akan makin kekurangan oksigen.
“Karena tiap gerakan membutuhkan oksigen. Sedangkan saat seseorang terserang stroke, tubuh sedang kekurangan oksigen” ujar Salim.
“Jangan diberi minum, termasuk air gula. Walaupun bisa, jangan dibiarkan jalan atau duduk di mobil” ujarnya.
Minuman dikhawatirkan akan merusak organ tubuh lainnya, dan jika masuk ke paru-paru malah bisa berakibat infeksi. Pokoknya, posisi yang terbaik adalah terbaring dengan bantal di kepala seperti disebut di atas.
Larangan lain adalah jangan memberikan obat obatan darah tinggi. Menurut Salim, tekanan darah yang ekstrem tinggi ataupun rendah sama bahayanya bagi penderita serangan stroke.
Karena itu, jika pasien terserang stroke, harus dilihat dulu penyebabnya secara keseluruhan.
“Saya saja sebagai dokter harus melihat hasil CT scan untuk mengambil langkah atau terapi yang tepat.Tak bisa dengan cara ditusuk-tusuk jari atau telinganya” ujarnya.
Pemindai (CT scan) merupakan pemeriksaan standar terbaik (baku emas) untuk stroke. Dalam serangan stroke terkenal istilah “time is brain” dan “the golden hour”. Makin cepat pengobatan makin meminimalkan gejala sisa dari stroke.
Masa jeda penyelamatan, yang dikenal dengan istilah jendela terapi (therapeutic window) stroke, adalah enam sampai delapan jam setelah serangan. Penanganan dini yang benar setidaknya akan mengurangi angka kecacatan penderita serangan stroke hingga 30 persen.
Memang wajar jika stroke menjadi momok bagi banyak orang. Sebab, stroke bersama penyakit jantung koroner termasuk kedalam penyakit kardiovaskuler yaitu pembunuh nomor satu di dunia.
Diperkirakan setiap 3 menit satu orang meninggal akibat penyakit tersebut. Ganasnya penyakit
ini menjadi penyebab utama kecacatan pada orang dewasa.
Pada penderita stroke akan terjadi penurunan kualitas hidup yang sangat besar. Penderita juga sangat bergantung pada keluarga atau orang di sekitarnya.
Untuk itu ikutilah cara atau tips yang benar yang datang dari seorang ahli, teliti dulu sumbernya, karena resikonya terlalu besar, dan hal terburuk dari serangan stroke adalah kematian atau Kecacatan yang terjadi bisa bersifat permanen sehingga akan menimbulkan masalah lain yang tidak kalah peliknya.
EmoticonEmoticon